Minggu, 29 Desember 2013

Menjawab Panggilan Cuckoo


RESENSI THE CUCKOO'S CALLING (DEKUT BURUNG KUKUK)



Judul Buku: The Cuckoo's Calling (Dekut Burung Kukuk)

Penulis: Robert Galbraith a.k.a J.K. Rowling
Alih Bahasa: Siska Yuanita
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Kota Tempat Penerbitan: Jakarta
Tahun Terbit: 2013
Tebal dan panjang halaman buku: 520 halaman, 23 cm
No. ISBN: 978-602-03-0062-7






Sejak awal mendapatkan info mengenai sang penulis favorit yang menuliskan novel baru dengan nama aliasnya, sudah membuatku sangat tertarik dan penasaran. Belasan tahun berada di dunia khayal penuh magis milik J.K. Rowling, tentunya menahanku untuk tetap menanti karya-karya Mum Jo berikutnya. Novel yang beliau keluarkan setelah Harry Potter memang sangat berbeda, dan sangat sulit dipahami orang awam. Penuh intrik politik dan psikologis. Wajar kalau tidak terlalu naik daun seperti kisah The Boy Who Lived. Hal inilah yang membuatku menduga Mum Jo membuat nama lain untuk karya terbarunya, The Cuckoo's Calling. Mungkin beliau agak khawatir mengenai ekspektasi kebanyakan orang mengenai karyanya yang harus tetap berada di genre fantasi.

Umumnya, para penggemar masih menantikan Mum Jo melanjutkan kisah Harry dan dunia sihirnya. Padahal Mum sangat berbakat di dunia penulisan fiksi yang tidak hanya berada di genre fantasi. Yah, genre kriminal adalah salah satu yang paling menarik. Siapa sih yang tidak suka cerita detektif? Inggris sejak lama sudah terkenal dengan kisah-kisah detektifnya. Siapa yang tidak kenal Sherlock Holmes? Ah, nama itu sangat sulit dikalahkan dengan detektif manapun. Mum Jo mungkin sangat menyadari itu. "Anak baru"-nya pasti sulit mengalahkan sang detektif partikelir paling cerdas sepanjang masa itu. Apalagi kalau mengambil setting tempat di London pula. DETEKTIF? KISAH PEMBUNUHAN? LONDON??? Otomatis yang terbayang adalah detektif dengan pipa cerutu dan kaca pembesar itu. Wajar jika Mum Jo agak khawatir bukan?
                                       (Me with Sherlock Holmes, at Baker Street, London)

Buku asli The Cuckoo's Calling sudah sering terlihat dan sempat terbaca sampai beberapa halaman di bab awal, saat kumengunjungi rumah salah seorang sahabat. Namun karena membacanya sebentar-sebentar dan sangat jarang, maka tidak terlalu ada kemajuan pada pembacaannya.
                                                        (Buku Asli The Cuckoo's Calling)

Jadi, ketika ada kabar Gramedia akan menerbitkannya pada Desember 2013, aku langsung memesan sebelum bukunya terbit (pre-order). Tidak disangka, aku terlibat dalam launching buku ini bersama Gramedia. Ikut serta pada press conference, memberikan komentar tentang buku ini, membuat game tentang detektif pada saat launching, sampai menjadi salah satu MC pada acara itu. WOW.. SENANGNYA, MENJADI SALAH SATU BAGIAN DARI **DEKUT BURUNG KUKUK**  Alhamdulillah ;-)

                         (Bersama panitia Launching "The Cuckoo's Calling" dari @IndoHarryPotter)

(Seluruh  panitia Launching " The Cuckoo's Calling, PT Gramedia Pustaka Utama dan @IndoHarryPotter di Toko Buku Gramedia, Gandaria City)

(Bersama Mbak Siska Yuanita, penerjemah The Cuckoo's Calling ke dalam Bahasa Indonesia, pada saat press conference di Vin+ Plaza Arcadia, Senayan)


Waktu yang kubutuhkan untuk membaca buku ini memang lebih lama dibanding buku Rowling lainnya. Hal ini dikarenakan aku tidak ingin cepat-cepat "meninggalkan London". Yah, Rowling memang mengantarkan kita keliling London dengan buku ini. Aku yang baru pulang dari London, masih sangat jelas mengingat bagian-bagian dari kota itu. Apalagi bagian dari London yang disebutkan adalah tempat-tempat yang pernah kukunjungi. Mulai dari cerita awal mengenai proses pelamaran sang tokoh wanita di Piccadilli Circus, oh my God.. it's also happen to me! ;-) Perjalanan di Tottenham Court Road, Oxford Street, menyusuri sungai Thamesduduk-duduk di kafe University of London Union, bahakan mengunjungi kamar mandinya! ITU SEMUA KUALAMI LANGSUNG!!! Rowling menggambarkan semuanya detail, sehingga aku seperti kembali berada di London.. Oh, I have been longing for you, LONDON.. <3 

                    (Eros Statue, Piccadilli Circus. Me and Robin had the same experience )

                                                 

                 (Tottenham Court Road, jalan yang sering disebut pada cerita-cerita Rowling)

                                                                        (Thames River)


                      (ULU/University of London Union is part of University of London)

Tidak hanya penggambaran bagian-bagian London yang sangat detail, penggambaran tiap tokoh dan kegiatan yang mereka lakukan pun detail. Yah inilah keistimewaan Rowling, yang tidak mungkin dilakukan penulis pemula seperti Galbraith ;-)

Begitu juga dengan alur cerita, kalau sudah terbiasa dengan cerita-cerita yang ditulis Rowling, maka akan menemukan "Finger prints of Rowling" pada buku ini. Rowling sangat suka mengangkat cerita mengenai orang-orang yang mengalamai pola asuh yang buruk ketika kecil, anak-anak yang ditelantarkan orang tuanya. Menurutku ini menjadi modal utamanya untuk menggugah penggemarnya untuk berkecimpung di yayasan LUMOS miliknya, atau sekedar peduli terhadap anak-anak itu. Sidik jari Rowling lainnya adalah membuka sedikit demi sedikit tabir rahasia para tokoh, dan baru akan sangat jelas di bab terakhir. Kisah-kisah yang tidak akan diduga pembaca sebelumnya.

Sang tokoh utama (Cormoran Strike) yang bekerja sebagai Detektif Partikelir, memiliki masa kecil yang sangat buruk, ia hampir tidak pernah bertemu ayah kandungnya yang merupakan penyanyi terkenal, sementara sang ibu merupakan pecandu obat-obatan yang tidak terlalu peduli dengan anak-anaknya. Di lain pihak, korban pembunuhan (Lula Landry) merupakan supermodel yang diangkat anak oleh keluarga bangsawan. Lula berusaha mencari keluarga kandungnya, belum sempat ia bertemu dengan seluruh keluarga kandungnya, ia sudah meninggalkan mereka untuk selamanya. Begitu juga dengan sang pembunuh yang mengalami pola asuh yang tidak begitu baik. Kisah-kisah itu dibuka Rowling dengan perlahan, sehingga kita memahaminya dengan baik. Bahkan mungkin akan sedikit merasa tersentuh dengan sang pembunuh :-)

Rowling juga suka bermain dengan kata-kata, misalnya aliteracy (membuat nama atau frase dengan huruf depan yang sama pada tiap kata), hal ini sudah terlihat dari judul buku "Cuckoo's Calling" dan nama tokoh Lula Landry. Belum lagi puisi-puisi indah dan kalimat-kalimat dari bahasa Latin yang memesona. Bahkan beliau membuat benda mati seakan bernyawa. Ah, Rowling memang selalu punya cara memikat pembacanya!

Sidik jari lainnya pada buku ini yang akan mengingatkan kita pada kisah Harry Potter adalah penggunaan Willow (pohon dedalu), keluarga rusa, dan Tottenham Court Road. Penggemar penyihir berkacamata bulat ini, pasti akan tersenyum membaca kata-kata tersebut dan akan berucap, "Robert Galbraith? Are you kidding, Mummy Jo? " :-)

Kembali ke cerita Cormoran Strike, seperti cerita detektif lainnya, pembaca pasti penasaran dan berusaha menebak sang pelaku kejahatan. Aku pun demikian. Dari awal aku sudah memiliki tersangka pembunuh Lula, namun jadi agak ragu dengan bukti-bukti yang didapatkan Strike. Wow.. Membaca buku ini seperti naik jet coaster!!! Kita dibuat berputar-putar mengikuti alur cerita! Alhamdulillah dugaanku benar, jadi merasa tambah yakin punya bakat jadi detektif nih, hehe.. 

                                     (Yeaayyy... I know who is the murderer of Lula!)


The Cuckoo's Calling adalah pengobat rindu bagiku. Rindu akan tulisan-tulisan Rowling, rindu akan London, dan rindu kepada sang detektif. Tidak sabar untuk menunggu karya Rowling berikutnya, tidak sabar untuk kembali ke London, serta tidak sabar bertemu dengan sang detektif. Oh, tentunya aku juga menyimpan harapan yang besar untuk bertemu langsung dengan Robert Galbraith a.k.a Joanne Kathleen Rowling, meminta tanda tangan, berfoto, dan berdiskusi dengannya. Saat ini hanya puas dengan tanda tangan sang penerjemah, terima kasih Mbak Siska, terima kasih Gramedia :-)

                                             (Tanda tangan Mbak Siska, sang penerjemah)


Detektif! Ayo jawab panggilan Cuckoo dengan membaca The Cuckoo's Calling, dan temukan pembunuhnya!

Love you so much J.K.Rowling/Robert Galbraith, Cormoran Strike, Robin Ellacott, Lula Landry, and LONDON <3 :-* :-* :-* <3
             (I have been longing for you, London! I wish I could be there again, Aamiin)

Nihil est ab omni

Parte beatum
(Tak ada sesuatu pun yang sempurna dalam segalanya)
-Horace, Odes, Buku 2-

I have stuck with J.K. Rowling until the very end!