RESENSI THE CUCKOO'S CALLING (DEKUT BURUNG KUKUK)
Judul Buku: The Cuckoo's Calling (Dekut Burung Kukuk)
Penulis: Robert Galbraith a.k.a J.K. Rowling
Alih Bahasa: Siska Yuanita
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Kota Tempat Penerbitan: Jakarta
Tahun Terbit: 2013
Tebal dan panjang halaman buku: 520 halaman, 23 cm
No. ISBN: 978-602-03-0062-7
Sejak awal mendapatkan info mengenai sang penulis favorit
yang menuliskan novel baru dengan nama aliasnya, sudah membuatku sangat
tertarik dan penasaran. Belasan tahun berada di dunia khayal penuh magis milik J.K.
Rowling, tentunya menahanku untuk tetap menanti karya-karya Mum Jo berikutnya.
Novel yang beliau keluarkan setelah Harry Potter memang sangat berbeda, dan
sangat sulit dipahami orang awam. Penuh intrik politik dan psikologis. Wajar
kalau tidak terlalu naik daun seperti kisah The Boy Who Lived. Hal inilah yang
membuatku menduga Mum Jo membuat nama lain untuk karya terbarunya, The Cuckoo's
Calling. Mungkin beliau agak khawatir mengenai ekspektasi kebanyakan orang
mengenai karyanya yang harus tetap berada di genre fantasi.
Umumnya, para penggemar masih menantikan Mum Jo melanjutkan
kisah Harry dan dunia sihirnya. Padahal Mum sangat berbakat di dunia penulisan
fiksi yang tidak hanya berada di genre fantasi. Yah, genre kriminal adalah
salah satu yang paling menarik. Siapa sih yang tidak suka cerita detektif? Inggris
sejak lama sudah terkenal dengan kisah-kisah detektifnya. Siapa yang tidak
kenal Sherlock Holmes? Ah, nama itu sangat sulit dikalahkan dengan detektif
manapun. Mum Jo mungkin sangat menyadari itu. "Anak baru"-nya pasti
sulit mengalahkan sang detektif partikelir paling cerdas sepanjang masa itu.
Apalagi kalau mengambil setting tempat di London pula. DETEKTIF? KISAH
PEMBUNUHAN? LONDON??? Otomatis yang terbayang adalah detektif dengan pipa
cerutu dan kaca pembesar itu. Wajar jika Mum Jo agak khawatir bukan?
(Me with Sherlock Holmes, at Baker Street, London)
Buku asli The Cuckoo's Calling sudah sering terlihat dan
sempat terbaca sampai beberapa halaman di bab awal, saat kumengunjungi rumah
salah seorang sahabat. Namun karena membacanya sebentar-sebentar dan sangat
jarang, maka tidak terlalu ada kemajuan pada pembacaannya.
(Buku Asli The Cuckoo's Calling)
Jadi, ketika ada
kabar Gramedia akan menerbitkannya pada Desember 2013, aku langsung memesan
sebelum bukunya terbit (pre-order). Tidak disangka, aku terlibat dalam
launching buku ini bersama Gramedia. Ikut serta pada press conference,
memberikan komentar tentang buku ini, membuat game tentang detektif pada saat
launching, sampai menjadi salah satu MC pada acara itu. WOW.. SENANGNYA,
MENJADI SALAH SATU BAGIAN DARI **DEKUT BURUNG KUKUK** Alhamdulillah ;-)
(Seluruh panitia Launching " The Cuckoo's Calling, PT Gramedia Pustaka Utama dan @IndoHarryPotter di Toko Buku Gramedia, Gandaria City)
(Bersama Mbak Siska Yuanita, penerjemah The Cuckoo's Calling ke dalam Bahasa Indonesia, pada saat press conference di Vin+ Plaza Arcadia, Senayan)
Waktu yang kubutuhkan untuk membaca buku ini memang lebih
lama dibanding buku Rowling lainnya. Hal ini dikarenakan aku tidak ingin
cepat-cepat "meninggalkan London". Yah, Rowling memang mengantarkan
kita keliling London dengan buku ini. Aku yang baru pulang dari London, masih
sangat jelas mengingat bagian-bagian dari kota itu. Apalagi bagian dari London
yang disebutkan adalah tempat-tempat yang pernah kukunjungi. Mulai dari cerita
awal mengenai proses pelamaran sang tokoh wanita di Piccadilli Circus, oh my God..
it's also happen to me! ;-) Perjalanan di Tottenham Court Road, Oxford Street, menyusuri sungai Thames, duduk-duduk di kafe University of London Union, bahakan mengunjungi kamar mandinya! ITU SEMUA
KUALAMI LANGSUNG!!! Rowling menggambarkan semuanya detail, sehingga aku seperti
kembali berada di London.. Oh, I have been longing for you, LONDON.. <3
(Tottenham Court Road, jalan yang sering disebut pada cerita-cerita Rowling)
(Thames River)
(ULU/University of London Union is part of University of London)
Tidak hanya penggambaran bagian-bagian London yang sangat
detail, penggambaran tiap tokoh dan kegiatan yang mereka lakukan pun detail.
Yah inilah keistimewaan Rowling, yang tidak mungkin dilakukan penulis pemula
seperti Galbraith ;-)
Begitu juga dengan alur cerita, kalau sudah terbiasa dengan
cerita-cerita yang ditulis Rowling, maka akan menemukan "Finger prints of
Rowling" pada buku ini. Rowling sangat suka mengangkat cerita mengenai
orang-orang yang mengalamai pola asuh yang buruk ketika kecil, anak-anak yang
ditelantarkan orang tuanya. Menurutku ini menjadi modal utamanya untuk
menggugah penggemarnya untuk berkecimpung di yayasan LUMOS miliknya, atau
sekedar peduli terhadap anak-anak itu. Sidik jari Rowling lainnya adalah
membuka sedikit demi sedikit tabir rahasia para tokoh, dan baru akan sangat
jelas di bab terakhir. Kisah-kisah yang tidak akan diduga pembaca sebelumnya.
Sang tokoh utama (Cormoran Strike) yang bekerja sebagai Detektif Partikelir,
memiliki masa kecil yang sangat buruk, ia hampir tidak pernah bertemu ayah
kandungnya yang merupakan penyanyi terkenal, sementara sang ibu merupakan
pecandu obat-obatan yang tidak terlalu peduli dengan anak-anaknya. Di lain
pihak, korban pembunuhan (Lula Landry) merupakan supermodel yang diangkat anak
oleh keluarga bangsawan. Lula berusaha mencari keluarga kandungnya, belum
sempat ia bertemu dengan seluruh keluarga kandungnya, ia sudah meninggalkan
mereka untuk selamanya. Begitu juga dengan sang pembunuh yang mengalami pola
asuh yang tidak begitu baik. Kisah-kisah itu dibuka Rowling dengan perlahan,
sehingga kita memahaminya dengan baik. Bahkan mungkin akan sedikit merasa
tersentuh dengan sang pembunuh :-)
Rowling juga suka bermain dengan kata-kata, misalnya
aliteracy (membuat nama atau frase dengan huruf depan yang sama pada tiap
kata), hal ini sudah terlihat dari judul buku "Cuckoo's Calling" dan
nama tokoh Lula Landry. Belum lagi puisi-puisi indah dan kalimat-kalimat dari
bahasa Latin yang memesona. Bahkan beliau membuat benda mati seakan bernyawa.
Ah, Rowling memang selalu punya cara memikat pembacanya!
Sidik jari lainnya pada buku ini yang akan mengingatkan kita
pada kisah Harry Potter adalah penggunaan Willow (pohon dedalu), keluarga rusa,
dan Tottenham Court Road. Penggemar penyihir berkacamata bulat ini, pasti akan
tersenyum membaca kata-kata tersebut dan akan berucap, "Robert Galbraith?
Are you kidding, Mummy Jo? " :-)
Kembali ke cerita Cormoran Strike, seperti cerita detektif
lainnya, pembaca pasti penasaran dan berusaha menebak sang pelaku kejahatan.
Aku pun demikian. Dari awal aku sudah memiliki tersangka pembunuh Lula, namun
jadi agak ragu dengan bukti-bukti yang didapatkan Strike. Wow.. Membaca buku
ini seperti naik jet coaster!!! Kita dibuat berputar-putar mengikuti alur
cerita! Alhamdulillah dugaanku benar, jadi merasa tambah yakin punya bakat jadi
detektif nih, hehe..
The Cuckoo's Calling adalah pengobat rindu bagiku. Rindu
akan tulisan-tulisan Rowling, rindu akan London, dan rindu kepada sang detektif.
Tidak sabar untuk menunggu karya Rowling berikutnya, tidak sabar untuk kembali
ke London, serta tidak sabar bertemu dengan sang detektif. Oh, tentunya aku
juga menyimpan harapan yang besar untuk bertemu langsung dengan Robert
Galbraith a.k.a Joanne Kathleen Rowling, meminta tanda tangan, berfoto, dan
berdiskusi dengannya. Saat ini hanya puas dengan tanda tangan sang penerjemah,
terima kasih Mbak Siska, terima kasih Gramedia :-)
Detektif! Ayo jawab panggilan Cuckoo dengan membaca The Cuckoo's
Calling, dan temukan pembunuhnya!
Love you so much J.K.Rowling/Robert Galbraith, Cormoran
Strike, Robin Ellacott, Lula Landry, and LONDON <3 :-* :-* :-* <3
(I have been longing for you, London! I wish I could be there again, Aamiin)
Nihil est ab omni
Parte beatum
(Tak ada sesuatu pun yang sempurna dalam segalanya)
-Horace, Odes, Buku 2-
I have stuck with J.K. Rowling until the very end!