Rabu, 09 Januari 2013

Menyibak Kehidupan Severus Snape (2)

B. Cinta Abadi Severus Snape

Rasa cinta Severus terhadap Lily sudah ada sejak pertemuan pertama mereka dan dibawanya sampai mati. Severus tidak pernah mengungkapkannya kepada Lily, Severus merelakan ketika hubungan persahabatan mereka berakhir dan Lily menikah dengan James. Bahkan Severus bersedia mengorbankan dirinya untuk melindungi Harry, putra dari wanita yang paling ia cintai dan pria yang paling ia benci. Pergolakan batin Severus untuk melindungi Harry sangatlah hebat, namun ia berhasil mengatasinya. Ia merupakan pelindung Harry yang terbaik sampai akhir hayatnya.
Bagi Severus, mencintai tak harus memiliki, namun mencintai adalah membiarkan kekasih hati bahagia,
bahkan mengorbankan dirinya untuk melindungi anak kekasih hatinya.

Cinta dan kesetiaan yang belum terlihat adanya di dunia nyata. Bentuk cinta yang seperti ini terlihat juga pada cerita Pak Wayan kepada Keenan dan ibunya pada novel Perahu Kertas (karya Dewi Lestari). Namun menurut saya, cinta dan pengorbanan Severus lebih besar dibandingkan cinta Pak Wayan.

Severus dan Lily


Cinta Severus pada Lily tersimpan rapat, hampir tak ada yang tahu. Bahkan sang pujaan hatipun tak tahu. Apapun yang dilakukan Lily (tidak memaafkan kesalahannya, meninggalkannya, melupakannya, bahkan menikah dengan pria lain) sama sekali tidak mengubah rasa cinta Severus padanya. Severus tidak pernah berpaling pada wanita lainnya. Ia membekukan hatinya, mengubur segala rasa dalam-dalam, hanya meninggalkan penyesalan dan kebencian kepada James Potter.

Rasa benci ini yang terlihat di mata Harry, sampai akhirnya ketika mata hijau bertemu dengan mata hitam, rasa cinta itu kembali terlihat. Rasa cinta abadi yang ia bawa sampai mati. Ah, semoga ia bertemu Lily pada kehidupan setelah kematian. Semoga mereka bisa kembali bersama.. Always..

C. Masa Kecil yang Buruk

Selain kisah cintanya yang menggugah hati, pengalaman masa kecilnya juga dapat menitikkan air mata. Severus kanak-kanak dan remaja sering mengalami kekerasan dari ayahnya serta melihat pertengkaran kedua orang tuanya. Severus merupakan anak yang mengalami ketidakpedulian orang tua, khususnya sang ayah. Severus kecil mengalami "neglected" atau diacuhkan orang tuanya. Ayahnya tidak menyukai dan tidak menerima kenyataan bahwa sang istri dan anak merupakan penyihir. Menurut cerita Severus, ayahnya memang tidak menyukai segala hal.

Ketidaksukaan sang ayah terhadap sihir serta status "Muggle"-nya, membuat Severus pun semakin tidak menyukai ayahnya, bahkan tidak menyukai nama keluarga ayahnya, dan berusaha mengganti namanya menjadi Half-Blood Prince (Prince merupakan nama keluarga ibunya). Dalam hal ini, terdapat kesamaan antara Severus dan Voldemort, yaitu merupakan anak yang masa kecilnya tidak mendapatkan kasih sayang utuh, membenci ayahnya yang muggle, dan berusaha mengganti namanya.

Anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang yang utuh dari orang tuanya bukanlah hanya Severus dan Voldemort, namun juga Harry. Rowling memperlihatkan bahwa masa kecil mereka sama, namun sifat mereka berbeda. Hal ini karena adanya cinta. Harry banyak mendapatkan cinta dari lingkungan sekelilingnya (bahkan sedikit dari keluarga Dursley, yang baru terlihat di buku ketujuh), Severus mengenal rasa cinta dari Lily, hanya Voldemort yang tidak mendapatkannya. Yah, ada atau tidaknya cinta bisa mempengaruhi mereka.

D. Perbandingan Voldemort, Severus, dan Harry Berdasarkan Kisah 3

Voldemort, Severus, dan Harry dapat diperbandingkan juga berdasarkan cara mereka bertemu dengan kematian. Lord Voldemort menghadap kematian seperti Antioch Peverell, melalui pertarungan merebut Elder Wand. Pertarungan untuk membuktikan siapa penyihir terkuat, tak terkalahkan oleh kematian. Namun justru pertarungan itulah yang membuatnya bertemu dengan kematian.
Severus Snape mati karena hal yang sama seperti Cadmus Peverell, yaitu karena rasa cinta yang begitu dalam pada seorang wanita. Sedangkan Harry Potter menyalami kematian seperti Ignotus Peverell, seperti sahabat lama.

E. Sifat-sifat Severus Snape

1. Pemberani
Harry Potter berkata pada anaknya, Albus Severus Potter, bahwa Severus Snape merupakan pria paling berani yang pernah ia jumpai. Tugas Severus Snape sebagai "double agent" merupakan tugas yang sangat membahayakan nyawanya. Severus juga berani menghadapi kenyataan bahwa ia akan dibenci banyak pihak.

2. Ikhlas
Severus Snape melakukan segala tindakannya tanpa diketahui orang. Tanpa merasa perlu adanya imvalan atau pujian. Ia benar-benar ikhlas melakukan tugasnya yang penuh bahaya itu.

3. Setia
Ah.. kesetiaan Severus pada Lily sudah tak diragukan lagi. Kesetiaan itu tercermin dengan bentuk patronusnya yang sama dengan Lily, serta kesediaannya menjaga putra Lily.
Kesetiaannya pada Dumbledore pun terlihat sangat indah. Severus mau melaksanakan perintah Dumbledore untuk membunuhnya sendiri, agar tidak merusak jiwa Draco Malfoy dan agar bukan pelahap maut sadis yang membunuhnya. Tanpa tahu tujuan lain Dumbledore, yaitu menyelamatkan Elder Wand dari tangan Voldemort. Hingga kematiannya, Severus tidak mengetahui hal ini. Ketika ia dibenci seluruh sekolah karena membunuh Dumbledore, ia tidak mengeluh. Ia tetap menjalankan perintah lukisan Dumbledore.
Di mata Voldemort pun, ia adalah abdi yang setia. Severus mampu memainkan peranan ini dengan sangat meyakinkan. Satu-satunya orang yang dapat membohongi Voldemort, sang ahli Legilimency. Mungkin, Snape bisa saja setia pada Voldemort, seandainya ia tidak membunuh Lily.

4. Cerdas
Sebagai mantan murid dan kepala asrama Slytherin, kecerdasannya tak perlu diragukan lagi. Bakatnya yang luar biasa di bidang ramuan, penciptaan mantra (seperti Sectusempra, Levicorpus), ilmu hitam, legilimency, pertahanan terhadap ilmu hitam, bahkan kemampuannya untuk terbang tanpa alat membuktikan bahwa ia berotak brilliant. Ia bahkan menjadi Profesor Hogwarts di usia terbilanh muda, 21 tahun. Voldemort pun mengakui kejeniusan otaknya, pujian terakhir Voldemort sebelum membunuhnya.

5. Rajin
Severus Snape remaja digambarkan memiliki sifat seperti Hermione Granger, yaitu sangat rajin, kutu buku, dan ambisius. Severus tampak sering memegang buku ketika sedang digoda The Marauders.Ketika ujian, Severus diceritakan hampir menempelkan hidungnya di.kertas ujian, hingga kertas ujiannya berminyak. Rumahnya di Spinner's End pun dipenuhi buku.

6. Menyayangi Harry Potter
Tanpa ia sadari, sebenarnya dari tahun ke tahun sejak pertemuannya dengan Harry Potter, Severus Snape.mulai menyayangi anak yang harus dilindunginya itu. Mata Harry yang mirip dengan Lily yang menjadi pencetus kasih sayang itu. Hal ini terlihat dari percakapannya dengan Dumbledore. Severus keberatan, jika akhirnya Harry harus mati di tangan Voldemort, dan Dumbledore pun bertanya: "Apakah kau mulai menyayangi Harry?". Severus menjawab dengan lambaian tonkat, rusa betina keperakan pun muncul dari ujung tongkatnya. Permintaan terakhir Severus pun, hanya ingin ditatap oleh mata hijau Harry, mata Lily, mata wanita yang sangat ia cintai.

Severus terlelap selamanya, setelah menatap mata itu. Selamat jalan Severus Snape, semoga kau menemukan kebahagiaan bersama wanita yang kau cintai, dalam kehidupan abadi.

Jakarta, 9 Januari 2013

Happy Birthday 53rd Professor Severus Snape!!!

#Essay yang dibuat untuk Snape Day 2013, terdiri atas dua bagian: Menyibak Kehidupan Severus Snape (1) & (2).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar