PERLUNYA MUDIK
Mudik... Adalah suatu kata yang akan terdengar menjelang Hari Raya Idul Fitri, yaitu kembalinya kaum urban ke kampung halaman masing-masing, untuk merayakannya bersama keluarga. Mudik mungkin hanya tradisi yang terdapat di Indonesia. Hmm.. Menarik.. Kenapa ya? Apakah ini indikasi bahwa penyebaran penduduk terpusat di pulau Jawa, terutama ibukota negara? Seakan-akan semua orang datang ke Jakarta untuk mencari nafkah, lalu setahun sekali pulang untuk mengistirahatkan jiwa raga di kampung halaman.
Yaah.. Beristirahat.. Ini adalah salah satu tujuan mudik! Di kampung halaman tentunya para urban boleh sedikit melepaskan diri dari penat bekerja sepanjang tahun dan memperoleh semangat baru untuk 1 tahun ke depan.
Berkumpul dengan keluarga dan handai taukan merupakan cara terbaik untuk mengisi kembali energi dan semangat tersebut.
Keluarga (bahkan orang-orang yang sama) di ibukota dan kampung halaman dapat menunjukkan perilaku berbeda, akan jauh lebih akrab di kampung halaman.
Pertemuan keluarga di ibukota biasanya akan berlangsung singkat, hanya beberapa jam dan diisi oleh obrolan-obrolan singkat serta makan-makan. Sementara di kampung halaman, mereka menginap di 1 rumah, dan bebas bercengkrama sepanjang hari.
Selain silaturrahmi dan beristirahat, mudik juga bertujuan mengenang kisah-kisah lama. Bepergian ke tempat-tempat yang memiliki memori tertentu, memakan makanan yang hanya ada di kampung halaman, dan bertemu dengan sahabat-sahabat lama. Hal ini juga dapat kembali mengisi semangat untuk tahun selanjutnya.
Heiii.. Itu sepertinya hanya berlaku untuk para orang tua yang kembali ke kampung halamannya ya? Bagaimana dengan para remaja dan muda-mudi yang ikut ke kampung halaman orang tuanya? Apakah akan terasa membosankan, karena sudah terbiasa dengan kehidupan ibukota yang serba "wah", sementara kampung halaman sangat sederhana???
Aah.. Seharusnya tidak begitu. Menghirup udara yang bebas polusi, menikmati keindahan alam yang masih asri, menikmati dongeng dan.kisah-kisah tempo dulu dari nenek dan kakek, serta bercengkerama dengan para sepupu merupakan hal-hal yang tidak akan didapatkan di ibukota.
Oh ya.. Siapa tau bertemu dengan jodoh di kampung halaman.. Hehe..
Mudik... Adalah suatu kata yang akan terdengar menjelang Hari Raya Idul Fitri, yaitu kembalinya kaum urban ke kampung halaman masing-masing, untuk merayakannya bersama keluarga. Mudik mungkin hanya tradisi yang terdapat di Indonesia. Hmm.. Menarik.. Kenapa ya? Apakah ini indikasi bahwa penyebaran penduduk terpusat di pulau Jawa, terutama ibukota negara? Seakan-akan semua orang datang ke Jakarta untuk mencari nafkah, lalu setahun sekali pulang untuk mengistirahatkan jiwa raga di kampung halaman.
Yaah.. Beristirahat.. Ini adalah salah satu tujuan mudik! Di kampung halaman tentunya para urban boleh sedikit melepaskan diri dari penat bekerja sepanjang tahun dan memperoleh semangat baru untuk 1 tahun ke depan.
Berkumpul dengan keluarga dan handai taukan merupakan cara terbaik untuk mengisi kembali energi dan semangat tersebut.
Keluarga (bahkan orang-orang yang sama) di ibukota dan kampung halaman dapat menunjukkan perilaku berbeda, akan jauh lebih akrab di kampung halaman.
Pertemuan keluarga di ibukota biasanya akan berlangsung singkat, hanya beberapa jam dan diisi oleh obrolan-obrolan singkat serta makan-makan. Sementara di kampung halaman, mereka menginap di 1 rumah, dan bebas bercengkrama sepanjang hari.
Selain silaturrahmi dan beristirahat, mudik juga bertujuan mengenang kisah-kisah lama. Bepergian ke tempat-tempat yang memiliki memori tertentu, memakan makanan yang hanya ada di kampung halaman, dan bertemu dengan sahabat-sahabat lama. Hal ini juga dapat kembali mengisi semangat untuk tahun selanjutnya.
Heiii.. Itu sepertinya hanya berlaku untuk para orang tua yang kembali ke kampung halamannya ya? Bagaimana dengan para remaja dan muda-mudi yang ikut ke kampung halaman orang tuanya? Apakah akan terasa membosankan, karena sudah terbiasa dengan kehidupan ibukota yang serba "wah", sementara kampung halaman sangat sederhana???
Aah.. Seharusnya tidak begitu. Menghirup udara yang bebas polusi, menikmati keindahan alam yang masih asri, menikmati dongeng dan.kisah-kisah tempo dulu dari nenek dan kakek, serta bercengkerama dengan para sepupu merupakan hal-hal yang tidak akan didapatkan di ibukota.
Oh ya.. Siapa tau bertemu dengan jodoh di kampung halaman.. Hehe..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar